Penyakit gigi dan mulut yang sering kali terjadi seperti radang gusi, gigi berlubang, bau mulut dan sariawan berkaitan erat dengan menurunnya kemampuan daya hambat air ludah terhadap perkembangbiakan bakteri. Air ludah adalah cairan mulut yang merupakan campuran dari hasil sekresi kelenjar ludah parotis, submandibularis dan sublingualis, kelenjar pada mukosa mulut, ditambah sedikit eksudat dari sulkus gingivalis.
Peranan air ludah secara aktif di dalam rongga mulut yaitu mencegah terjadinya infeksi akibat rangsangan zat. Kemampuan anti infeksi air ludah karena air ludah bersifat bakteriostatik (menghambah pertumbuhan bakteri) dan bakterisidal (membunuh bakteri patogen), berpengaruh pada aglutinasi, mempercepat koagulasi darah, mempunyai efek kemotaksis terhadap lekosit, memperbesar permeabilitas pembuluh darah kapiler serta mampu mengurangi virulensi mikroba. Komponen-komponen air ludah yang berkaitan dengan kemampuan anti infeksi adalah lisosim, sistem laktoperoksidase dan imunoglobulin. Lisosim adalah jenis enzim hidrolitik yang terdapat juga di dalam sekresi hidung, air mata dan sebagian besar cairan serta jaringan tubuh. Imunoglobulin adalah protein antibodi yang spesific. Dalam air ludah terutama ditemukan imunoglobulin jenis IgA yang komposisinya berbeda dengan IgA di dalam serum darah. Enzim laktoperoksidase adalah enzim hemoprotein yang memerlukan ion-ion tiosianat dan hidrogen peroksida sebagai kofaktor dalam proses pengendalian bakteri. Sistem laktoperoksidase mempunyai 3 komponen yaitu enzim laktoperoksidase, ion tiosianat dan hidrogen peroksida. Ion tiosianat terdapat di dalam air ludah dan hidrogen peroksida dihasilkan oleh bakteri di dalam mulut. Tiosianat sebagai ko-substrat dengan pengaruh laktoperoksidase dan dioksidase oleh hidrogen sulfida menjadi tiosianat yang mengakibatkan penghambatan proses glikolisis bakteri.
Pasta gigi enzim mempunyai komposisi dengan tambahan enzim glukosidase dan enzim amiloglukosidase yang secara tidak langsung menaikkan jumlah hidrogen peroksida sebagai substrat sehingga dapat meningkatkan aktifitas sistem laktoperoksidase. Kedua enzim tersebut dapat merangsang oksidasi tiosianat di bawah pengaruh enzim laktoperoksidase, menjadi lebih cepat sehingga terbentuk hipotiosianat yang berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri lebih kuat. Jika pertumbuhan bakteri dapat dihambat, maka penyakit rongga mulut dapat dicegah!