Pengaturan Flora Mulut Oleh Ludah

Pengaturan flora mulut oleh ludah merupakan hal yang komplek. Ada berbagai faktor dalam ludah yang berperan dalam pengaturan flora mulut. Daya kerja dari sistem laktoperoksidase tidak dapat diuraikan hanya dengan beberapa kata. Penghambatan pertumbuhan bakteri di dalam rongga mulut , selain enzim laktoperoksidase, juga diperlukan hidrogen peroksida dan garam tiosianat. Hidrogen peroksida tersebut dihasilkan oleh mikroflora dari mulut, sehingga ada pengaruh timbal balik antara daya menghambat pertumbuhan dan bakteriflora. Zat penghambat yang terbentuk itu , yakni hipotiosianat atau OSCNdapat dioksidasi atau direduksi oleh senyawa-senyawa yang mengandung belerang yang terdapat di dalam makanan. Demikian pula pembentukan hidrogen peroksida oleh bakteri-bakteri dapat dipengaruhi oleh makanan, sehingga ada juga pengaruh timbal balik antara makanan dan daya penghambat dari ludah.

Gambaran tentang kondisi awal dari mulut, dimana flora mulut dikendalikan oleh ludah , telah dibagankan pada gambar 1. Secara praktis, ludah menjadi sumber makanan satu-satunya untuk flora mulut. Selama makanan itu terdiri atas buah-buahan yang mengandung gula, ludah dapat mencegah metabolisme gula dari flora mulut. Sebenarnya situasinya lebih komplek , mengingat bahwa beberapa macam bakteri kurang mampu membentuk asam, tetapi lebih banyak membentuk hidrogen peroksida. Dengan jalan ini terjadi penghambatan dari pertumbuhan bakteri lain, di antaranya bakteri Streptococcus mutans. Pada intinya flora mulut dikendalikan oleh ludah. Dalam gambar 2 dibagankan pengaruh makanan terhadap sistem pengendalian ludah terhadap flora mulut. Makanan sekarang sangat mudah dicernakan , selain itu juga banyak mengandung zat-zat seperti asam amino, vitamin, mineral dan sebagainya. Dengan sendirinya ini tidak perlu dikawatirkan kalau makan sesuai dengan jam-jam makan setiap harinya. Komplikasi baru timbul kalau terjadi metabolisme dari zat gula dari makanan, seperti terlihat pada gambar 3., dimana hal ini menyebabkan peningkatan aktivitas bakteri yang tidak terkontrol lagi. Kemungkinan terjadinya karies sekarang sangat tergantung kepada kesetimbangan antara pembentukan asam , demineralisasi dan remineralisasi (yang terjadi dalam kurun antara waktu makan).

Dalam gambar 4 dibagankan kemungkinan untuk menghambat aktivitas bakteri dengan menambahkan hidrogen peroksida pada ludah, dalam jumlah tertentu. Daya kerja enzim adalah berdasarkan prinsip tersebut. Selama flora mulut dapat dikendalikan, maka gula tidak bersifat kariogenik lagi. Namun patut diingat, bahwa susunan makanan dapat merusak keseimbangan dari ludah, sehingga konsumsi gula menjadi kariogenik. Jadi untuk mengatasi masalah karies ini, perlu adanya kombinasi dari semua cara yang sudah diketahui, yaitu :

  • Merehabilitasi kemampuan pengendalian dari ludah dengan meningkatkan sistem laktoperoksidase
  • Mengurangi frekuensi makan (bukan hanya gula)
  • Pemakaian fluor untuk meningkatkan remineralisasi
  • Kontrol yang teratur dan segera ambil tindakan bila terjadi kelainan.

Bagikan artikel ini

Beli di sini: