Penyakit diabetes melitus atau akrab disebut dengan kencing manis adalah penyakit kekurangan hormon insulin di dalam tubuh sehingga kadar gula di dalam darah menjadi tinggi. Insulin bertugas mengubah glukosa yang dihasilkan dari karbohidrat menjadi glikogen. Glikogen inilah yang berperan dalam proses metabolisme dan energi cadangan di dalam darah.
Pada penderita Diabetes Melitus (DM) mulutnya akan kering (xerostomia) akibat berkurangnya produksi air liur. Pada keadaan berlanjut, penderita DM juga dapat mengalami Burn Mouth Syndrome (BMS), dimana mulut terasa haus, lidah kering, sensasi panas seperti terbakar, terasa perih dan perubahan rasa pada saat pengecapan. Air liur yang berkurang dalam jangka lama akan berdampak buruk bagi kesehatan rongga mulut karena akan memperbesar kemungkinan berkembangbiaknya bakteri dan jamur di dalam rongga mulut. Bakteri dan jamur adalah flora normal di dalam rongga mulut selama tumbuhnya berada di dalam keseimbangan. Kandungan protein dan enzim di dalam air liur mempunyai peran menjaga keseimbangan flora di dalam rongga mulut. Jika jumlah air liur berkurang maka bakteri dan jamur mempunyai kesempatan berkembang biak tidak terkontrol, akibatnya akan memicu terjadinya beberapa penyakit seperti infeksi jamur dan gigi berlubang.
Infeksi jamur (candidiasis) dapat berupa bercak-bercak merah pada lidah yang sulit untuk dihilangkan, kemerahan di langit-langit pengguna gigi tiruan (denture sore mouth) dan luka di sudut bibir (angular cheilitis). Sedangkan bakteri yang berkembang biak tidak terkontrol, terutama bakteri streptococcus mutans akan memproduksi asam yang akan melarutkan email gigi, sehingga gigi akan berlubang.
Hal lain yang khas pada rongga mulut penderita DM adalah terjadinya kerusakan gusi. Kadar gula yang tinggi di dalam darah akan menyebabkan kekentalan darah dan sirkulasi yang tidak lancar sampai ke perifer gusi. Akibatnya, meskipun tidak ditemukan plak dan karang gigi, perlekatan gusi akan terlepas dengan cepat (periodontitis agresif) sehingga gigi serentak akan goyah. Hal ini, tentu saja akan diperparah jika penderita DM memiliki banyak timbunan karang gigi. Mengingat tingginya korelasi antara penyakit DM dengan kesehatan rongga mulut, maka hendaknya penderita DM rajin mengkonsumsi obat pengatur hormon insulin, mengikuti diet rendah kalori, dan senantiasa menjaga kesehatan rongga mulut.
Pasta gigi enzim adalah pasta gigi yang tidak mengandung Sodium Lauryl Sulfate (deterjen) sehingga tidak memperparah kekeringan rongga mulut. Kandungan colostrumnya akan membantu melembabkan rongga mulut dan kandungan enzim-enzim di dalam pasta gigi enzim memperkuat fungsi air liur dalam menjaga keseimbangan flora mulut. Maka, jagalah kesehatan rongga mulut anda dengan mengosok gigi secara teratur minimal 2 kali sehari dengan menggunakan pasta gigi enzim.